Rekomendasi Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia tentang Rencana Pelaksanaan Belajar Tatap Muka di Sekolah Tahun 2021

Satgas penanggulangan COVID-19 IPK Indonesia telah melakukan pendataan terkait masyarakat yang mengakses layanan psikolog klinis pada masa pandemi COVID-19 periode Maret-Agustus 2020.

Layanan psikolog klinis tersebut sebagian besar diberikan dalam bentuk daring, sehingga meskipun aktivitas selama pandemi dibatasi, masyarakat tetap dapat mengakses layanan.

Berdasarkan laporan dari 194 orang psikolog klinis dari 27 wilayah di Indonesia, diperoleh data bahwa salah satu masalah yang paling banyak dikeluhkan adalah hambatan belajar.

Pada bulan November 2020, tim Satgas penanggulangan COVID-19 IPK Indonesia, didukung oleh Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, melakukan penelitian tentang Dampak Belajar dari Rumah (BDR) terhadap kondisi psikologis siswa.

Penelitian ini melibatkan 15.304 siswa di jenjang pendidikan SD (kelas 4-6), SMP, SMA, dan SMK sebagai partisipan. Mereka berasal dari sekolah-sekolah di 6 wilayah di Indonesia
(Sumatera, Jawa , Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua).

Meskipun pengambilan sampel tidak dilakukan secara random, namun terdapat partisipan-partisipan dari daerah tertinggal maupun non tertinggal yang terlibat dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

  1. Kondisi psikologis siswa yang mengikuti BDR relatif lebih baik dibandingkan mereka yang mengikuti pembelajaran secara tatap muka maupun campuran BDR dan tatap muka.
  2. BDR juga tidak menimbulkan stres yang lebih tinggi dibandingkan metode pembelajaran lainnya.
  3. Berdasarkan temuan dari hasil-hasil peneltian sebelumnya, kondisi psikologis siswa saat ini tidak berbeda dari kondisi sebelum pandemi. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa kondisi psikologis siswa saat ini tidak secara langsung disebabkan oleh BDR.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, maka tim Satgas penanggulangan COVID- 19 IPK Indonesia memberikan rekomendasi sebagai berikut:

  1. Meminta kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk menunda pembelajaran tatap muka dan melanjutkan pembelajaran BDR hingga tingkat infeksi COVID-19 kurang dari 5% sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO). Dampak buruk BDR terhadap kondisi psikologis siswa tidak dapat dijadikan alasan pembukaan sekolah, karena hal ini tidak terbukti. Keamanan dan kesehatan harus tetap menjadi prioritas utama dalam pengambilan kebijakan, demi menghindari life-loss ataupun health-loss. Adapun kekhawatiran terjadinya learning-loss dapat diantisipasi dengan meningkatkan efektivitas proses BDR serta mengejarnya di kemudian hari ketika kondisi sudah membaik.
  2. Pandemi COVID-19 merupakan disrupsi besar terhadap kehidupan, dan menjadi sumber stres yang dapat memengaruhi kesehatan mental masyarakat. Sehubungan dengan situasi ini, pemerintah harus memberikan perhatian dan melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan mental warga belajar, yaitu siswa, guru, serta pendamping belajar anak (orang tua atau wali) ketika menjalani BDR.
    Agar siswa dapat memeroleh pengalaman belajar yang bermakna selama masa pandemi, sekaligus untuk meningkatkan kesehatan mental berbagai pihak, pemerintah, dalam hal ini kemendikbud serta dinas pendidikan tingkat kabupaten/kotamadya maupun provinsi, perlu melakukan hal-hal berikut:

    • Meningkatkan kapasitas dan keterampilan para guru dalam hal pengelolaan kelas dan penyampaian materi belajar yang sesuai dengan pembelajaran BDR. Digharapkan guru menjadi lebih percaya diri dalam menjalankan BDR selama dibutuhkan.
    • Guru juga perlu ditingkatkan kapasitasnya agar dapat memberikan dukungan psikososial bagi para siswa. Pemberian keterampilan Dukungan Psikologis Awal (DPA) adalah salah satu alternatif kegiatan yang dapat diberikan kepada guru. Selain demi kebaikan siswa, upaya-upaya peningkatan kapasitas dan keterampilan bagi guru berfungsi sebagai dukungan psikososial dari pemerintah kepada guru, untuk meningkatkan kesehatan mental guru sendiri.
    • Memberikan bantuan pada orang tua atau pendamping belajar anak selama BDR, agar lebih mudah memahami proses belajar yang sedang dijalani anak. Salah satu caranya adalah dengan menyiapkan modul-modul belajar untuk pengayaan bagi pendamping belajar anak. Bantuan semacam ini bermanfaat untuk rnengurangi beban kesehatan mental pada pendamping belajar anak .

Demikian rekomendasi yang diberikan oleh lkatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia terkait rencana pembukaan sekolah pada bulan Januari 2021. Kami berharap bahwa pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan dapat memberi perhatian terhadap rekomendasi ini, demi kesehatan fisik dan mental masyarakat dan sebagai upaya menanggulangi COVID-19 di Indonesia.

Yogyakarta, 15 Desember 2020

Ketua Satgas Covid 19 IPK Indonesia
Annelia Sari Sani, S.Psi., Psikolog

Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia
Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si., Psikolog

Salinan Berkas Rekomendasi IPK Indonesia tentang Belajar Tatap Muka Tahun 2021

Gambaran Kondisi Psikologis Siswa di Masa Pandemi dapat dibaca di sini:

Tulisan Terkait